Kamis, 01 November 2012

Endositosis Dan Eksositosis

Endositosis Dan Eksositosis
Air dan zat terlarut berukuran kecil dapat masuk dan keluar dari sel dengan menembus sel melalui membran lipid bilayer, atau dipompa melalui protein transpor pada membran. Molekul besar, seperti protein dan polisakarida, umumnya melewati membran melalui mekanisme berbeda. Mekanisme tersebut adalah endositosis dan eksositosis.
Endositosis merupakan mekanisme sel berupa pembungkusan bahan dan cairan ekstraseluler dengan membentuk pelekukan (vesikula) ke dalam pada sebagian bagian dari membran sel. Endositosis termasuk gerak aktif karena gerak ini membutuhkan energi. Hal ini terjadi pada organisme bersel tunggal dan sel darah putih.
Membran plasma ikut berperan dalam memakan benda asing. Endositosis terhadap benda padat dinamakan fagositosis, sedangkan endositosis terhadap larutan dinamakan pinositosis. Pada fagositosis, sel "menelan" sebuah partikel dengan membelitkan kaki semu (pseudopodia) ke sekeliling partikel dan memasukannya ke dalam suatu kantung besar yang dibentuk oleh membran.  Partikel tersebut dihancurkan setelah kantung tersebut bergabung dengan lisosom yang memiliki enzim hidrolitik. Pada pinositosis, sel "menelan" tetesan-tetesan cairan ekstraseluler ke dalam kantung (vesikula) berukuran kecil.
Sama halnya dengan endositosis, eksositosis pun termasuk gerak aktif karena membutuhkan energi. Eksositosis adalah pengeluaran zat dari dalam sel ke luar sel. Sekret biasanya terbungkus dalam kantung membran yang selanjutnya melebar pada membran plasma.
Endositosis dan eksositosis adalah cara molekul besar melintasi membran. Cara ini dibantu oleh lipidbilayer, yaitu dengan cara menyelubungi partikel sehingga sel yang tadinya terdapat dilur akan masuk kedalam. Endositosis terdiri atas dua macam, yaitu fagositosis (penelanan bulat”)dan pinositosis(penelanan cair)
1. Dalam fagositosis (phagocytosis), sel menelan partikel dengan cara menyelubungi partikel dengan pseudopia (tunggal pseudodium) dan mengemasnya dalam kantong berselaput membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel dicerna setelah vakuola berfusi dengan lisosom yang mengadung enzim-enzim hidrolitik.
2. Dalam pinositosis (pinocytosis) sel ‘menekuk’ droplet-droplet pada cairan ekstraseluler ke dalam vesikel kecil. Bukan cairan itu sendiri yang yang dibutuhkan oleh sel, melainkan molekul-molekul yang terlarut dalam droplet tersebut. Karena semua zat yang terlarut ditelan oleh sel, zat –zat yang ditranspor oleh pinositosis
Eksositosis yaitu penyelubungan partikel yang akan dibuang dengan membran lipid bilayer. Kemudian membran yang menyelubungi partikel akan bergabung dengan membran sel, sehingga partikel di dalamnya akan dibebaskan keluar. Eksositosis digunakan untuk menyekresi sekres. Seperti insulin atau neurotransmitter dari neuron
3.  Penerapan Konsep Transport melalui Membran
Teknik dan Teknologi Pengawetan pada Makanan Pemanisan dan Pengasinan
Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi yang sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan, namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan. Berikut adalah tekniknya.
5.     Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya.
6.     Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar